R1 (100K), berfungsi meredam hum / sinyal liar yang mungkin timbul
terutama pada saat amplifier dihidupkan tanpa rangkaian input.
C1 (100nF), sebagai kopling, menyalurkan sinyal ac (lebih dari 20Hz) dan menahan sinyal dc.
R2 (33)K, memberi bias ke basis TR1 sekaligus membuat kapasitor
resonansi C2 lebih aktif. Ini yang tidak dimiliki amplifier lain.
R6 (33K), resistor gain. Semakin besar nilainya semakin besar pula
penguatannya. Penguatan & kejernihan suara berbanding terbalik. Jika
rangkaian amplifier ini harus disupply dengan tegangan rendah, misal
12V ct 12V, maka sebaiknya R6 ini diganti dengan yang lebih kecil,
misalnya dari 33K menjadi 10-12K.
R3 (560), kebalikan dari R6
C2 (47uF), kapasitor resonansi, hanya bekerja pada arus ac. Menjamin R3
supaya hanya meneruskan sinyal audio (di atas 20Hz) & menahan arus
dc.
TR1, TR2 (A564), Stage input yang bekerja kebalikan. TR1 penguat
non-inverting, sedangkan TR2 penguat inverting. Untungnya stage ini
menggunakan transistor PNP. Transistor PNP biasanya jauh lebih linier,
pemilihan komponen yang cerdas.
D1, D2, R4, R7, TR4, membentuk rangkaian regulator arus untuk mensupply
stage input. Dioda ini tidak harus high speed, yang penting kuat
membentuk tegangan sekitar 1.3V, amplifier lain malah mengganti dua
dioda ini dengan satu biji led.
R4 (10K), Bias D1 & D2, Semakin kecil semakin panas, semakin panas
semakin jernih. Menjamin TR1 & TR2 tidak kekurangan arus. Kejernihan
suara salah satunya ditentukan dari sini. Berfungsi juga untuk membuang
muatan kapasitor power supply, penting pada saat rangkaian dimatikan
dipegang untuk diperbaiki.
R10-R11 (100), C5-C6 (47uF), membentuk rangkaian filter dengung &
osilasi yang mungkin terjadi dari kaki-kaki TR3 & TR4. Osilasi
biasanya berupa sinyal ultra treble halus yang bisa membuat
heatsink/transistor power lebih panas.
D3 D4, D5, membentuk regulator tegangan bias untuk TR5 & TR6
(pengganti baterai 1,8-2,1v) yang nilainya 3 x dioda = 1,8V - 2,1V. Pada
rangkaian amplifier yang lain biasanya V bias ini di paralel dengan
kapasitor 100nF-2u2 agar lebih stabil saat terkena guncangan sinyal yang
berlebihan.
R12 (100), menjaga supaya nilai tegangan bias tidak lebih dari 2,1V.
Tegangan bias ini bernilai tetap, berada di titik CT (kira kira -1V
hingga +1V). Tegangan tetap ini terombang-ambing ke atas dan ke bawah
seperti getaran daun speaker. Sebenarnya R ini bisa dihilangkan.
TR3 (D438), sebagai penguat sinyal tegangan (unbalanced). Menarik sinyal
bias ke rel negatif supply. Sedangkan yang menjaga/ menarik sinyal bias
ke rel positif supply adalah R8 (2K2) & R9 (4K7). Output antara rel
positif dan rel negatif tegangannya mendekati simetris tetapi tidak
sama kekuatan arusnya, oleh sebab itu perlu rangkaian penguat arus
pertama (D313) sebelum diumpan ke transistor final. Untuk amplifier
mosfet biasanya tidak perlu sepasang transistor ini (D313/B507) karena
transistor final mosfet sudah cukup aktif diberi arus gate kecil, 0.1mA.
C3, mengatasi noise & osilasi pada TR3
C4 (47u), Bootstrap, menyesuaikan getaran V bias tadi, biasanya
kapasitor ini bernilai 22uF atau lebih. Jalur referensi yang dipakai
bukan ground tetapi jalur speaker untuk mengimbangi getaran tegangan
bias. Menyesuaikan kekuatan getaran bass pada saat konus speaker
bergerak ke depan.
TR5 (B507) & TR6 (D313), sebagai penguat arus pertama. Seringnya transistor ini diganti dengan TIP41C/tip42C.
R13 & R14 (330), memberi supply arus ke TR5 & TR6 lewat
emitornya masing-masing. Sebaiknya resistor ini diganti dengan daya 2
Watt karena terhubung seri terhadap beban/speaker.
R15 & R16 (0,5/5W), memberi supply ke TR7 & Tr8 lewat kaki
emitor. Resitor ini bernilai kecil karena kita menginginkan arus besar,
biasanya bernilai tidak lebih dari 0.5 Ohm.
TR7 (MJ2955) & TR8 (2N3055), transitor daya sebagai penguat arus
terakhir. Sebenarnya transistor buatan ST ini sudah lebih dari cukup
bagus, tetapi karena alasan model jadul, tegangan rendah, susah
memasangnya & murah harganya banyak di antara kita memilih tranistor
lain yang lebih mahal. Ada banyak keuntungan menggunakan transistor
logam dari pada transistor plastik terutama untuk peralatan outdoor.
Tambahan...
L, menahan sinyal di atas 20Khz & memutus osilasi ke jalur speaker.
Jika sinyal treble terhambat dengan adanya L maka Ra menyalurkannya ke
speaker dengan nilai yang mendekati impedansi speaker, biasanya 10 Ohm.
Rb & C, membantu kerja L & Ra. sinyal di atas 20KHz akan
mengalir ke ground melalui Rb (10). Nilai C biasanya kurang dari 100nF.
Sedangkan Rb biasanya mendekati nilai impedansi speaker 8 Ohm dengan
daya minimal 2 Watt. Kalau Rb ini gosong berarti sinyal ultra
treble/osilasi ada dan kerja . Jadi hati-hati dengan treble yang
berlebihan!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment