RAHASIA TIPS DAN TRIK PADA RANGKAIAN POWER AUDIO AMPLIFIER
Rangkaian power amplilfier dari dulu sampai sekarang tidak banyak
mengalami perubahan. Ada yang bilang rangkaian ini bagus, rangkaian itu
bagus tapi pas dirakit
dan dites ternyata hasilnya tidak seperti yang kita harapkan. Masalah yang ada biasanya
treble kurang halus, suara kurang kenceng, suara pecah, dengung,
dites ditengah lapangan suara bass hilang. jadi anda tidak harus percaya
omongan orang 100%. Kualitas amplifier built-up pasti berbeda jauh
dengan amplifier rakitan, rangkaian boleh sama tapi kualitas akan
bergantung pada siapa yang merakitnya. Ingin tahu rahasianya?
Berikut ini ada beberapa trik yang perlu dicoba.
MENGATASI DENGUNG:
Power amplifier blazer sering dipakai dilapangan. Rangkaian ini konon
kata orang adalah rakitan bell. Tapi anda jangan langsung tertarik pada
power ini, rangkaiannya agak rumit & susah dimengerti mencerminkan
kecerdasan orang yang pertama kali mendisainnya. Menurut saya power yang
bagus adalah power yang sederhana, murah, mudah dirakit dan rasional.
Kita tidak perlu menggunakan komponen dengan harga mahal seperti
kapasitor tantalum, power mosfet dan yang mahal lainnya. ini tidaklah
menentukan sekali kualitas dari power amp yang kita rakit. Power besar
kadang menimbulkan dengung, untuk mengatasinya yaitu dengan memisahkan
antara ground sinyal (ground soket, ground casing) dan ground power.
CARA SETING TRIMPOT ARUS IDLE:
Putar trimpot arus (jika ada) sampai mengalirkan arus sebesar 50-100mA
pada tiap transistor power, tujuannya untuk menghindarkan cacat treble
pada posisi volume di atas jam 10. Resikonya heatsink jadi panassss!
(ini tanda setingan klass A-AB)
SETTING TRIMPOT DC OFFSET:
Pada saat input tanpa sinyal, putar trimpot offset sehingga tegangan di
speaker benar-benar terbaca 0 Volt. Jika anda tidak mau susah-susah,
gunakan dan percayakan saja rangkaian dengan ic tipe HA17741 dari
Hitachi atau merek IC yang berkualitas lainnya! Ini jantung rangkaian,
90-95% kualitas rangkaian ditentukan dari IC ini!!!
MENGATASI SUARA LOYO/KURANG KENCENG:
Gunakan rangkaian pre-amp untuk menaikkan sinyal minimal sebesar 2 kali.
biasanya dan seharusnya rangkaian pre-amp ini menggunakan IC op-amp
dengan supply minimal +12V -12V. Naikkan nada mid-nya!
Kalalu anda tidak mau susah2 gunakan saja rangkaian tone control IC yang ada mid-nya!
Rahasianya bukan di nada mid-nya saja tapi sinyal output dari IC op-amp biasanya besar.
TREBLE PECAH:
Treble yang berlebihan akan merusak power amp, tenaga bukannya keluar
malah ngedrop. Mengatasinya, pasang kapasitor filter 1nF pada input
power amp ke ground untuk menjamin sinyal tidak cacat. Gunakan selalu
komponen aktif yang berkualitas seperti IC dan transistor, harga beda
Rp500 juga akan beda hasilnya.
Gunakan kabel yang besar dan sependek mungkin, terutama untuk kaki
transistor power, dan sebaiknya transistor ini langsung disolder ke pcb.
KAPASITOR SUPPLY...
Biasanya power untuk lapangan menggunakan supplay trafo 50V CT 50V, atau
minimal 42V ct 42V. Semakin besar tegangan supply semakin besar watt
yang tersalurkan walaupun di rangkaian cuma tertulis 300-400 Watt saja.
Tentu saja ini menggunakan kapasitor elko dengan voltase 80-100V.
Kapasitor 10.000uF/100V akan sama dengan 4X10.000uF/50V.
Usahakan untuk menggunakan elko yang kuat di temperature 105 ‘C.
Kapasitor ini kuat di supply lebih dari voltase nominal yang tertulis di
badannya, biasanya dilebihkan sebesar 25%. Sebagai contoh kapasitor
4700uF/50V 105’C akan sama dengan 4700uF/63V 85’C. Supaya elko ini tidak
cepat meledak jika diberi tegangan penuh, usahakan temperaturnya
sedingin mungkin.
BASS HILANG DI LAPANGAN:
Coba gunakan driver speaker yang mempunyai diameter spul besar dipasang
dengan ukuran bok yang cocok. Biasanya disertakan contoh parameter dan
referensi dimensi bok, tetapi referensi box yang diberikan tidak selalu
sesuai dengan yang diharapkan, tidak hanya pada ACR, Kicker Subwoofer
pun begitu. Ukuran bok biasanya lebih besar dari bok2 -bok yang dijual
di pasaran. kalau anda memaksa
menggunakan bok yang dari pasaran ini, gunakan driver bertipe G12-80
(maaf tidak sebut merek takut promosi) speaker dengan nada bass untuk
ukuran bok kecil. Dinding bok harus tebal, kuat dan jangan lupa diLEM!!!
Bok yang dilem dengan yang tidak akan beda suaranya, terutama nada
bass, buktikan!!! Baca juga
Power OCL modif untuk speaker 15" & 18"
SENSOR PANAS
Berupa transistor, transistor ini biasanya bertipe MJE340 atau bisa juga
BD139 letaknya ada ditengah, diapit oleh sepasang transistor yang
bermodel sama. Transistor ini harus dipasang pada main heatsink untuk
mendeteksi panas yang dihasilkan oleh transistor power. Kerjanya untuk
menurunkan arus bias pada saat heatsink panas. Terus kenapa heatsink dan
transistor power harus diset diposisi panas? Ya tujuannya
tidak lain untuk menghindarkan sinyal dari cacat (di kelas A atau AB),
dengan konsekuensi panas. Kelas ini tidak perlu dan tidak akan terasa
jika anda hanya menginginkan nada bass saja. Tujuan seting pada. kelas
AB adalah suara tetap jernih walaupun volume diputar diposisi maksimal
(di tengah lapangan).
Rasanya tidak mungkin, tapi ini lebih mendekati.
HEATSINK YANG BERUKURAN BESAR
Bukan hanya kapasitor elektrolit yang lebih mudah meledak di temperatur
tinggi, transistor power juga bisa break jauh di bawah tegangan break
aslinya. Sebagai contoh transistor 2SC5200 mempunyai tegangan break
sebesar 230Vdc, tetapi jika temperaturya tinggi maka nilai tegangan
break-nya akan turun jauh di bawah nilai ini, akibatnya transistor cepat
rusak. Penggunaan heatsink dan kipas pendingin sangat penting bukan
hanya untuk menurunkan panas, lebih dari itu dapat menghindarkan
transistor dari
break/rusak dan output yang melemah. Semakin panas temperatur maka akan
semakin kurang kemampuannya. Penggunaan pendingin ini diharapkan agar
komponen tetap fresh, fit dan tahan lama.
PEMILIHAN KOMPONEN:
TRANSISTOR POWER
Banyak sekali tipe dan model transistor ini, sebagai contoh MJ15003-4
& MJ15024-5 dari Motorola, tapi sayang komponen ini sudah tidak
diproduksi oleh Motorola lagi tetapi dari ON semiconductor. Hanya beda
merek bisa mengurangi kualitas dan kepercayaan pelanggan. Transistor
model jengkol biasanya lebih kuat di temperature tinggi, mungkin karena
lebih kedap udara. Menurut beberapa teman, karakter dari transistor
jengkol ini lebih kuat ke middle, terutama kalau sudah panas.
2SC5200 dari Toshiba, transistor ini dalamannya sama besar dengan Sanken
2SC2922, dan keduanya akan break jika temperaturnya terlalu panas.
2SC2922 Sanken mengeluarkan butiran-butiran timah jika dipanaskan, ini
kelemahan.
2SC3281, transistor ini paling populer, paling linier di temperatur
dingin-hangat dan sering dipakai pada professional amplifier, tetapi
Toshiba tidak lagi memproduksinya, gantinya ya C5200. Jika transistor
C3281 masih ada di pasaran, maka itu kemungkinan besar adalah palsu!!!
Karakter Sanken 2SC2922 diakui paling empuk. Toshiba 2sC5200 low juga
dan paling banyak disukai karena karakternya dianggap paling linier dan
cocok dengan selera telinga audio diyer.
TRANSFORMATOR
Ada dua model transformator yang sering dipakai, yaitu model EI
(kotak/konvensional) dan model Toroid (Cincin/donat). Ada yang bilang
trafo model toroid lebih bagus karena memiliki kobocoran fluk yang lebih
kecil, pada kenyataannya sama saja, atau mungkin radiasi toroid lebih
besar. Rangkaian-rangkaian yang sensitive terhadap flux ini adalah
rangkaian yang berpenguatan tinggi seperti pre-amp head dan pre-amp mic.
Rangkaian ini biasanya dipasang horizontal/datar sejajar dengan susunan
kawat email trafo konvensional sehingga rangkaian menerima dengung yang
lebih besar. Berbeda dengan trafo model toroid yang kawat emailnya
tersusun secara vertical sehingga kawat-kawat ini tegak lurus dengan
kit-kit rangkaian.
Efeknya adalah fluk yang di terima kit pre-amp head lebih kecil. Untuk
mengatasi agar fluk ini tidak masuk ke rangkaian adalah dengan
men-shelding/ membentengi dengan plat berbahan aluminium padat kedap
oksigen. Plat ini tentu saja dihubungkan ke ground melalui kabel. Untuk
menyamai transmisi fluk secara vertical, trafo konvensional perlu di
pasang miring (sisi samping dijadikan sisi bawah) sehingga susunan kawat
trafo tegak berdiri, cara ini sering dipakai pada power2 built-up. Ini
membuat kita harus memilih casing yang tinggi. Tegangan 50V CT 50V bisa
didapatkan dengan menggabungkan 2 transformator 25VCT25V, CT tidak
dipakai, kaki 25V dijadikan 50V sehingga kaki satunya menjadi CT,
sehingga jumlah total adalah 100V atau 50VCT50V. Ini pantas dipakai
untuk pwr amp berdaya di atas 400Watt.
RESISTOR 5W
Resistor pada pada kaki-kaki transistor power biasanya bernilai 0.5 ohm 5
Watt berbentuk kotak putih. Jika kita bongkar dalamannya maka terlihat
ada kawat alumunium yang melingkar. Ini menyerupai induktor, reaktansi
induktif pada induktor akan tinggi jika dialiri sinya berfrekuensi
tinggi sehingga nada treble akan melemah dan cacat. Tetapi seringnya ini
diharapkan untuk melemahkan cacatnya treble. Daya yang diperlukan untuk
mengeluarkan nada tinggi (treble) tentu lebih besar, masalah ada di
sini. Penggunaan R 0.5/5W pada power amplifier rumahan its ok-ok saja.
Tetapi sering tidak disadari penyebab rusaknya speaker dan power
amplifier adalah tingginya nada treble. Treble tidak keluar tetapi
dihantam oleh pwr amp sehingga yang timbul adalah panas dan rusak.
Sebaiknya gunakan resistor 2 Watt biasa 0.47 – 1 ohm parallel 2 sehingga
terhitung 4 Watt. Atau jika menggunakan Resitor 0.22 ohm 2 Watt tidak
perlu diparalel karena tegangan jepit cukup setengahnya (satu R 0.5/5W
diganti satu R 0.22/2W) its ok.
FUSE
Sifat rusaknya bahan semiconduktor/transistor power amplifier adalah
short, jika menggunakan supply yang cukup tinggi maka rusaknya satu
transistor ini akan mengajak pasangannya untuk rusak pula. Agar
rusaknya transitor ini tidak berjamaah perlu adanya pemasangan
sekering. 1.5A per power transistor dirasa cukup.